Kalender Bulan Suro 2025
Masih mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025, berikut tanggal lengkap bulan Suro 2025:
- 1 Suro 1959: Jumat Kliwon, 27 Juni 2025.
- 2 Suro 1959: Sabtu Legi, 28 Juni 2025.
- 3 Suro 1959: Minggu Pahing, 29 Juni 2025.
- 4 Suro 1959: Senin Pon, 30 Juni 2025.
- 5 Suro 1959: Selasa Wage, 1 Juli 2025.
- 6 Suro 1959: Rabu Kliwon, 2 Juli 2025.
- 7 Suro 1959: Kamis Legi, 3 Juli 2025.
- 8 Suro 1959: Jumat Pahing, 4 Juli 2025.
- 9 Suro 1959: Sabtu Pon, 5 Juli 2025.
- 10 Suro 1959: Minggu Wage, 6 Juli 2025.
- 11 Suro 1959: Senin Kliwon, 7 Juli 2025.
- 12 Suro 1959: Selasa Legi, 8 Juli 2025.
- 13 Suro 1959: Rabu Pahing, 9 Juli 2025.
- 14 Suro 1959: Kamis Pon, 10 Juli 2025.
- 15 Suro 1959: Jumat Wage, 11 Juli 2025.
- 16 Suro 1959: Sabtu Kliwon, 12 Juli 2025.
- 17 Suro 1959: Minggu Legi, 13 Juli 2025.
- 18 Suro 1959: Senin Pahing, 14 Juli 2025.
- 19 Suro 1959: Selasa Pon, 15 Juli 2025.
- 20 Suro 1959: Rabu Wage: 16 Juli 2025.
- 21 Suro 1959: Kamis Kliwon, 17 Juli 2025.
- 22 Suro 1959: Jumat Legi, 18 Juli 2025.
- 23 Suro 1959: Sabtu Pahing, 19 Juli 2025.
- 24 Suro 1959: Minggu Pon, 20 Juli 2025.
- 25 Suro 1959: Senin Wage, 21 Juli 2025.
- 26 Suro 1959: Selasa Kliwon, 22 Juli 2025.
- 27 Suro 1959: Rabu Legi, 23 Juli 2025.
- 28 Suro 1959: Kamis Pahing, 24 Juli 2025.
- 29 Suro 1959: Jumat Pon, 25 Juli 2025.
Melansir repository.radenintan.ac.id, berikut beberapa tradisi Jawa di bulan Suro:
Kirab Pusaka Keraton di Solo, Jawa Tengah
Keraton Solo menggelar ritual Jamasan dan Kirab Pusaka pada Malam 1 Suro, yang diikuti beberapa ekor kebo bule atau kerbau albino (Kebo Kyai Slamet).
Acara kirab tersebut dimulai dari jam 12 malam dengan mengelilingi Keraton Solo dan beberapa protokol di Kota Surakarta.
Jadwal Malam 1 Suro 2025
Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 resmi yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Malam 1 Suro 1959 atau 1 Muharam jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Sementara 10 Muharam pada Minggu Wage, 6 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bulan Suro 2025 terdiri dari 29 hari, dengan hari terakhir jatuh pada Jumat Pon, 25 Juli 2025. Selanjutnya, bulan Sapar dimulai pada Sabtu Wage, 26 Juli 2025.
Shio Naga Kayu Tahun 2024 dan Artinya
Shio Naga. foto/IStockphoto
Penanggalan Imlek sendiri setiap tahunnya menandakan siklus shio atau zodiak Cina baru dari satu hewan ke hewan lainnya, adapun Imlek 2024 adalah tahun bagi shio Naga kayu. Shio sendiri dikatakan sebagai simbol umur panjang hingga kedamaian.
Terdapat 12 total shio hewan yakni meliputi tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam jago, anjing dan juga babi. Berdasarkan laman The Chinese Zodiac, Naga menurut mitologi Cina merupakan simbol dari kekuatan, keberanian, kreativitas dan inovasi.
Orang-orang yang lahir di tahun shio Naga dikatakan sebagai orang yang karismatik, ambisius, suka berpetualang, tidak kenal takut, percaya diri, mandiri dan visioner.
Selain hewan, shio juga erat berkaitan dengan The Five Element Theory yakni ilmu yang menggambarkan hubungan dan keterkaitan dari segala sesuatu di alam semesta. Lima elemen dalam teori tersebut antara lain adalah kayu, api, tanah, logam dan juga air.
Setiap elemen memiliki karakteristik masing-masing dan dapat menciptakan atau mengontrol elemen lainnya dalam suatu siklus. Kelima elemen tersebut juga dikaitkan dengan 12 tanda hewan zodiak Cina, tergantung tahun lahirnya.
Seperti disebutkan tahun 2024 merupakan tahun bagi shio Naga kayu yang juga dikenal sebagai Yang Wood on Dragon, atau Jia Chen 甲辰 dalam bahasa Cina. Chen atau Naga memiliki elemen tetap yakni tanah (Wu 戊) yang menggambarkan stabilitas, kejujuran, dan kesetiaan.
Sedangkan, Naga Kayu (Jia 甲) merepresentasikan pertumbuhan, kreativitas dan fleksibilitas. Sehingga, shio Naga kayu diharapkan dapat menjadi masa bagi para pemimpin visioner, innovator, dan juga pemecah masalah.
Karenanya banyak orang tua yang kemudian memimpikan kelahiran buah hati di tahun shio Naga kayu ini.
Lebih jauh, 2024 dalam penanggalan Imlek juga diprediksi menjadi tahun yang baik untuk memulai proyek baru, peluang baru dan menciptakan nilai atau keunggulan bagi diri sendiri dan orang lain.
TEMPO.CO, Jakarta - Suro atau Muharam menjadi salah satu bulan yang dinantikan oleh sebagian masyarakat Jawa. Pada bulan pertama dalam penanggalan Hijriah tersebut, sejumlah masyarakat di kawasan Pulau Jawa mengisi tahun baru Islam dengan tradisi yang unik dan beberapa lainnya juga meyakini mitos-mitos tertentu.
Melansir ejournal.kopertais4.or.id, kata suro berasal dari bahasa Arab, yaitu asyura yang berarti sepuluh, sehingga maksudnya tanggal 10 pada bulan Muharam. Lantas, Suro 2025 jatuh pada tanggal berapa?
Ledug Suro di Magetan, Jawa Timur
Masyarakat di Kabupaten Magetan memperingati Malam 1 Suro dengan mengadakan Ledug Suro. Acara dilakukan dengan melantunkan doa-doa pada bolu rahayu, lalu memakannya, yang dipercaya bisa menjadi obat dan pembawa berkah.
Imlek 2024 Tanggal Berapa, Adakah Cuti Bersama?
Tahun Baru Imlek tahun 2575 Kongzili bertepatan dengan tanggal 10 Februari 2024, yang juga ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Adapun cuti bersama Tahun Baru Imlek ditetapkan sehari sebelum perayaan Imlek yakni pada 9 Februari 2024.
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri (Menteri Agama, Menteri KeteNagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
Ritual Samas di Bantul, Yogyakarta
Masyarakat di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul rutin menggelar ritual Samas di setiap Malam Satu Suro.
Ritual tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenang Maheso Suro yang diyakini telah mendatangkan kemakmuran bagi warga di pesisir pantai selatan Jawa.
Festival Mooncake (Kue Bulan), atau yang lebih dikenal dengan sebutan Festival Tengah Musim Gugur, adalah salah satu perayaan penting dalam budaya Tionghoa yang dirayakan setiap tahun. Festival ini biasanya jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, yang bertepatan dengan bulan purnama terbesar dan terindah sepanjang tahun. Pada tahun 2024, Festival Mooncake / Kue Bulan akan dirayakan pada tanggal 17 September.
Asal Usul dan Makna Festival
Festival Mooncake memiliki akar sejarah yang dalam dan kaya, berasal dari tradisi Tionghoa kuno. Perayaan ini merayakan musim panen yang melimpah dan simbolisme bulan purnama, yang melambangkan kesempurnaan dan persatuan keluarga.
Menurut legenda, festival ini juga berhubungan dengan kisah Chang’e, dewi bulan dalam mitologi Tionghoa. Dikisahkan bahwa Chang’e meminum ramuan keabadian dan terbang ke bulan, meninggalkan suaminya Hou Yi di bumi. Setiap tahun, pada malam bulan purnama, diyakini bahwa Chang’e akan turun untuk merayakan bersama dengan keluarganya yang ada di bumi.
Kue Bulan: Simbol dan Tradisi
Salah satu elemen paling ikonik dari Festival Mooncake adalah kue bulan atau mooncake. Kue ini biasanya berbentuk bulat, melambangkan persatuan dan keharmonisan. Mooncake dapat memiliki berbagai variasi isian, mulai dari pasta kacang merah, pasta biji teratai, hingga isian daging dan kunir telur asin. Kue ini tidak hanya dimakan untuk dinikmati, tetapi juga dibagikan sebagai hadiah kepada keluarga dan teman sebagai simbol berbagi kebahagiaan dan berkah.
Selain menikmati mooncake, perayaan Festival Mooncake juga melibatkan berbagai tradisi dan aktivitas lain. Beberapa di antaranya termasuk:
Festival Mooncake / Kue Bulan 2024 akan jatuh pada tanggal 17 September. Perayaan ini merupakan kesempatan untuk merayakan keindahan bulan purnama, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terkasih, dan menghormati tradisi serta budaya yang telah ada selama ribuan tahun. Bagi banyak orang, Festival Mooncake adalah waktu yang penuh makna untuk berkumpul dengan keluarga dan merayakan simbol persatuan, harapan, dan kebahagiaan.
Delima Mooncake menyediakan berbagai varian rasa kue bulan yang dapat Anda lihat disini.
Babad Cirebon dan Cuci Benda Pusaka di Cirebon, Jawa Barat
Malam 1 Suro di Cirebon diperingati oleh Keraton Kanoman dengan mengadakan pembacaan babad atau sejarah.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Sementara di Keraton Kasepuhan dilakukan ritual pencucian benda pusaka pada tanggal 1-10 Suro.
Mitos dan Pantangan di Malam 1 Suro
Melansir jurnal.buddhidharma.ac.id, berikut beberapa kepercayaan dan larangan masyarakat Jawa terkait bulan Suro:
- Dipercaya sebagai bulan yang menyeramkan, penuh bencana, dan bulannya para makhluk astral.
- Dilarang keluar saat Malam 1 Suro.
- Dilarang mengadakan pesta pernikahan atau hajatan di bulan Suro.
- Tidak boleh membangun atau pindah rumah.
- Dilarang berkata kasar atau buruk.